TANGERANG - Politik sudah sering menjadi "benalu" dalam sepak bola seperti yang dilakukan oleh para pejabat yang terang-terangan ingin mendapatkan dukungan dari fans saat mereka sudah selesai mengurus sepak bola lalu berpindah fokus ke salah satu pemilihan umum di sebuah daerah. Tren yang terus terjaga dari tahun ke tahun ini telah menjadi fakta yang tidak bisa lagi dibantahkan bahwa politik kerap menggunakan sepak bola sebagai senjata mereka.
Politik seperti pertandingan sepak bola, dimana semua pemainnya saling berebut bola yang setelah di dapat akan di oper-oper ke sesama rekan setimnya, begitupun partai politik saling berebut kekuasaan dan setelah itu mereka dapatkan maka mereka akan membagi-bagikan kekuasaan tersebut kepada orang terdekat dan rekan separtai mereka.
Menurut Yanto Mantan Sekretaris Desa juga mantan pemain bola era 80 an di Kabupaten Tangerang yang berasal dari Desa Talagasari yang kini bergabung dalam Tim OldStar Desa Talagasari memiliki pemikiran yang sama bahwa Sepak bola seperti politik, ada saatnya menyerang adakalanya di serang lawan. Saat itulah Tim harus bekerja keras agar pertahanan tidak jebol dan lawan bisa merusak pertahanan lapis demi lapis bahkan menciptakan Goal yang membuat mereka melakukan selebrasi sementara yang kalah hanya bisa bersedih dan sedikit kecewa. Namun selama pertandingan belum usai maka tim harus tetap melakukan perlawanan.
Lebih Jelas, Molex sapaan akrab Sekdes Yanto ini memaparkan kepada awak media bahwa keberadaannya di Barisan Edih Jayadi ini hanya untuk membuktikan dan memberikan support kepada Kang Uje panggilan akrab Edih Jayadi Bacaleg Partai Nasdem DPRD Kabupaten Tangerang Dapil 5 ( Cikupa, Panongan dan Curug ).
Disamping memberikan support kepada Edih Jayadi ini, Kang Molex walau bukan pengamat politik seperti yang ada di Televisi sekelas Rocky Gerung namun ia bisa menjelaskan bagaimana Sepak Bola bisa menjadi alat kendaraan politik dan senjata ampuh untuk mencari dukungan dan penggalangan masa serta memperkuat basis basis suara di 3 Kecamatan di dapil 5 tersebut
Kembali ke Politik tak jauh seperti sepak bola, Yanto Molex memberikan analogi bahwa sepak bola bukan hanya mengandalkan kemampuan individu pemainnya. Tapi kekompakan tim lebih utama. Sehebat apapun Lionel messi bahkan seorang Edih Jayadi tetap membutuhkan 10 teman lainnya.
Baca juga:
Tony Rosyid: Partai Umat Bermanuver
|
Sepak bola bukan sebatas permainan fisik dan skill. Para pemain harus paham dengan tupoksi masing-masing. Meninggalkan posisi dapat mengakibatkan kekalahan. Irama permainan antar satu pemain dengan pemain lainnya harus selaras.
Peran pelatih dalam melihat potensi pemain memiliki pengaruh besar. Pelatih harus menempatkan pemain sesuai dengan mental dan skill mereka. Pemain bermental penyerang jangan diposisikan sebagai stopper atau libero. Selain tak efektif, dapat menjadi biang kekalahan tim.
Hal itu mirip dengan politik, setiap pemain memiliki talenta masing-masing, tugas pelatih untuk menempatkan mereka sesuai kemampuan.
Saran saya untuk para Relawan BEJ ( Barisan Edih Jayadi ) semua harus kompak dan memiliki kemampuan untuk dapat mencari simpati, gerakan tanpa bola didalam sepak bola akan mempengaruhi perhatian lawan, Molex menjelaskan lebih rinci bahwa kader dan relawan yang tergabung dalam BEJ sebagian besar adalah Pesepak Bola sehingga mudah diramu dan di bentuk.
Baca juga:
Alex Wibisono: Gerindra dalam Turbulensi
|
" Kunci Kesuksesan adalah Kekompakan dan Kerjasama Tim" Ujar Yanto Molex.
Bila parpol diibaratkan sebuah tim kesebelasan maka pembagian peran setiap pemain sangatlah penting. Tidak boleh ada pemain yang merasa paling top, paling hebat, super star karena akan merusak kekuatan tim.
Strategi apapun menjadi mubazir bila kekompakan tim tidak ada. Pemain belakang tak boleh iri pada pemain depan dan pemain depan tak boleh jumawa karena selalu mencetak gol. Hal ini bukan hanya berlaku bagi sepakbola dan parpol, namun dalam sistem bernegara kita.
Dalam wawancara exclusive dengan mantan Sekdes Desa Talagasari dan mantan Pesepak Bola serta mantan tim sukses dari partai Golkar ini pun banyak berkisah tentang Kondisi sepak bola saat ini khususnya di Kecamatan Cikupa bahkan sekelas nasional sekalipun, ada kemajuan.
Disaat ditanya Kenapa Musim Pileg dan Pilpres Kondisi Dan Iklim Sepak Bola akan naik beriringan dengan kondisi politik saat ini.
Baca juga:
Tony Rosyid: Plus Minus NU Dukung Anies
|
Kang molex menjawab dengan singkat bahwa Politik dan Sepak Bola tak bisa di pisahkan keduanya memiliki Marwah yang sama.
" Terus Semangat BEJ, maju terus Edih Jayadi, " tutupnya. (Sopiyan/Hendi)